Beranda | Artikel
Talbis Iblis Terhadap Ahli Fiqih
Senin, 11 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Talbis Iblis Terhadap Ahli Fiqih adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 4 Rabi’ul Awal 1443 H / 11 Oktober 2021 M.

Kajian Islam Tentang Talbis Iblis Terhadap Ahli Fiqih

Ibnu Jauzi mengatakan bahwa dizaman dahulu ulama fiqih juga adalah Ahlul Qur’an dan hadits. Artinya mereka adalah orang-orang yang menguasai ilmu Qur’an dan hadits. Itu adalah sebutan bagi seorang yang faqih atau ahli fiqih. Tapi seiring dengan pergantian zaman,  kemampuan semakin menurun hingga sebahagian Fuqaha’ Mutaakhirin merasa cukup dengan dalil-dalil atau argumentasi dari Al-Qur’an dan mulai menyingkirkan hadits-hadits Nabi dari pembahasan fiqih mereka.

Mereka membatasi istilah “sunnah” untuk dalil-dalil yang hanya diambil dari hadits, maka dikatakan dalil sunnah. Sementara “sunnah” dalam terminologi yang lain itu mencakup semua perkara dalil wahyain, baik Al-Qur’an maupun hadits.

Jadi mulai dipisahkan antara Qur’an dan hadits. Sementara kita tahu bahwa kedudukan sunnah itu setara dengan Al-Qur’an dari sisi kekuatan dalilnya, karena dua-duanya merupakan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Walaupun kita tahu bahwa Al-Qur’an memiliki derajat yang tinggi karena dia dipastikan sebagai dalil yang mutawatir (baik lafal maupun periwayatannya). Adapun sunnah tentunya ada hadits ataupun riwayat yang lemah. Antara satu hadits dengan hadits yang lainnya memiliki perbedaan di dalam tingkat kesahihannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ…

“Barangsiapa yang mentaati Rasul, maka dia sama seperti mentaati Allah…” (QS. An-Nisa[4]: 80)

Sehingga apa yang diharamkan Nabi sama seperti apa yang diharamkan di dalam Al-Qur’an.

Disamping itu mereka pun mulai meremehkan perkara ini. Salah seorang dari mereka berdalil dengan ayat yang tidak diketahui maknanya serta dengan hadits yang tidak diketahui shahih tidaknya.

Bisa jadi dia bersandar kepada qiyas yang bertentangan dengan hadits shahih yang tidak dia ketahui. Karena sedikitnya usaha di dalam mengetahui dalil. Padahal hakikat fiqih tak lain adalah menyimpulkan hukum dari Al-Qur’an dan hadits. Jika demikian bagaimana mungkin seorang ahli fiqih bisa menyimpulkan hukum dari sesuatu yang tidak dia ketahui? Maka penggunaan qiyas pun dilakukan secara lebih meluas. Ini bisa kita lihat pada fuqaha dari kalangan ahlur ra’yi yang mereka bersebrangan dengan fuqaha ahlul hadits.

Hingga di antara imam-imam ahlur ra’yi ini ada yang hanya menghafal beberapa hadits saja. Dan buku haditsnya pun tidak lebih dari 100 atau 200 hadits. Hal ini karena keterbatasan yang ada pada mereka. Sehingga penggunaan qiyas pun dilakukan lebih banyak.

Keadaan ini tentunya akan menyebabkan terjadinya benturan antara pendapat mereka dengan hadits-hadits shahih yang dimiliki oleh yang lain. Pada kondisi ini, sebagian orang mungkin bisa berpindah dari satu pendapat kepada pendapat yang lain. Ketika dia dapati pendapat qiyasnya bertentangan dengan hadits shahih maka dia ikuti hadits shahih. Seperti perkataan yang masyhur dari Imam Asy-Syafi’i:

إذا صح الحديث فهو مذهبي

“Jika telah shahih sebuah hadits, maka itulah pendapatku.”

Tapi sebagian orang yang diracuni pemikirannya dengan taqlid, maka dia tidak mau merubah pendapatnya dan tetap bertaqlid kepada logikanya sehingga dia menolak hadits-hadits shahih tersebut.

Disinilah setan melakukan perannya. Setan menjebak manusia kepada kubangan taqlid demi mempertahankan pendapat-pendapat ataupun logika-logikanya. Dan ini merupakan salah satu penyimpangan besar yang diingatkan oleh para ulama terhadap bahaya taqlid, fanatik buta, membabi-buta mengikuti satu pendapat tanpa memiliki dasar dan dalil yang jelas. Sehingga  semakin jauhlah mereka dari pendapat yang benar.

Hal ini menyumbang banyak bid’ah-bid’ah ditengah-tengah umat. Yaitu logika-logika yang berbenturan dengan hadits-hadits yang shahih.

Ini merupakan fitnah (ujian) orang-orang yang berilmu. Yaitu bagaimana mereka bisa tunduk dan mengikuti dalil walaupun bertentangan dengan logikanya.

Bagaimana penjelasan talbis iblis terhadap ahli fiqih? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50853-talbis-iblis-terhadap-ahli-fiqih/